Glitter Words

Kamis, 20 Mei 2010

sekilas informasi & berita

Facebooker: Jangan karena Nila Setitik, Rusak Susu Sebelanga

Facebooker berharap, situs jejaring sosial Facebook tidak diblokir setelah munculnya laman "Everybody Draw Mohammed Day" yang menggelar kontes membuat gambar Nabi Muhammad. Demikian Dadan Hamdani yang mengatasnamakan diri sebagai perwakilan facebooker Indonesia.

"Jangan membakar rumah hanya karena ada tikus yang masuk ke rumah itu, kami (facebooker) juga tidak sepakat isu SARA. Kita harus melihat, FB satu medium yang bisa digunakan siapa pun sehingga muatan apa pun bisa ditumpangi di sana," katanya seusai deklarasi Sekretariat Bersama Masyarakat Sipil di DPD, Jakarta, Kamis (20/5/2010).

Sebagai perwakilan pengguna Facebook, Dadan juga mengimbau agar pengguna Facebook lainnya memahami cara memanfaatkan Facebook yang benar. Hal tersebut juga harus didukung dengan upaya edukasi masyarakat oleh pemerintah. "Kembali pada kampanye penggunaan media online secara beretika, lebih sehat. Pemerintah juga harus menyadarkan berbagai elemen, termasuk MUI, bahwa ini persoalan, hanya karena nila setitik, hingga rusak susu sebelanga," imbuhnya.

Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia menentang keras laman Facebook yang menggelar kontes menggambar Nabi Muhammad. Beberapa kalangan, termasuk Menteri Komunikasi dan Informatika Tiffatul Sembiring, menilai bahwa laman tersebut menghina agama Islam. Menkominfo bahkan meminta ISP untuk memblokir halaman kontes di Facebook tersebut agar tidak bisa diakses dari Indonesia, bukan memblokir Facebook secara keseluruhan.


Kaskus Ajak Kaskuser, Cinta Anak Bangsa


Menyadari pentingnya pemerataan pendidikan, Kaskus Peduli mengumumkan kerja samanya dengan Yayasan Cinta Anak bangsa (YCAB). Tujuannya adalah mengajak Kaskuser atau penghuni forum Kaskus untuk menjadi Angel of Change bagi anak-anak jalanan dan putus sekolah.

Dengan menyumbang uang berapapun nominalnya ke rekening Kaskus Peduli, Kaskuser akan menjadi Angel of Change bagi anak-anak tersebut. Program ini akan berlangsung selama enam bulan sampai November 2010.

Menurut data dari Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2007-2008, terdapat sekitar 1,5 juta remaja Indonesia yang putus sekolah, dengan asumsi ada empat remaja yang putus sekolah setiap satu menitnya.

Ditambah lagi, temuan ILO pada tahun 2004, 92,8 persen anak jalanan berujung menjadi pengedar narkoba untuk membiayai kehidupan mereka, dan bahkan turut menjadi pengguna narkoba.

“Melalui bantuan dari Kaskuser, diharapkan angka jumlah anak yang putus sekolah dapat berkurang, sehingga tingkat pemakaian narkoba pun dapat ditekan,” kata Ken Dean Lawadinata, Chief Executive Officer Kaskus Networks, pada keterangannya, 21 Mei 2010.

“Kami yakin bahwa Kaskuser adalah orang-orang yang peduli terhadap isu yang terjadi di sekitarnya. Apalagi ini menyangkut pendidikan dan masa depan Indonesia. Maka, kami berharap melalui program Angel of Change, Kaskus Peduli dapat memfasilitasi Kaskuser yang awalnya hanya mengetahui isu ini namun sekarang ingin langsung turut berpartisipasi,” ucap Ken.

Bagi Kaskuser yang ingin memberikan sumbangan, Kaskus menyediakan nomor rekening BCA cabang Pangeran Jayakarta, atas nama PT. Darta Media Indonesia, dengan nomor rekening 241 301 5600, untuk menerima transfer uang.

“Seluruh dana yang terkumpul akan dialokasikan untuk Rumah Belajar Cinta Anak Bangsa (RBCAB) yang merupakan sekolah bagi anak-anak jalanan dan putus sekolah tersebut,” ucap Ken.

Berdasarkan perhitungan YCAB, dibutuhkan dana sebesar Rp 200.000 untuk membiayai keperluan pendidikan satu orang anak setiap bulannya. Sampai hari ini sudah terdapat tiga unit RBCAB dengan anak didik lebih dari 6.000 orang. Dan, untuk tahun 2010 ini, YCAB menargetkan untuk menjangkau 4.000 anak.

“Selain penggalangan dana, kami juga menyediakan sub-forum khusus Angel of Change untuk berdikusi mengenai masalah pendidikan anak serta update informasi mengenai aktivitas RBCAB maupun kegiatan program Angel of Change lainnya.” ucap Ken.


Selain Facebook, YouTube Juga Diblokir


Pemerintah Pakistan tidak hanya memblokir Facebook setelah protes yang meluas atas munculnya halaman yang memuat kontes gambar kartun Nabi Muhammad. Hal tersebut, kata pejabat resmi negeri itu, Kamis (20/5/2010), untuk mencegah ditayangkannya materi-materi yang menghina agama.

Pemblokiran itu dilakukan beberapa jam setelah Rabu kemarin Otoritas Telekomunikasi Pakistan (PTA) memerintahkan penyedia layanan Internet untuk menutup akses ke situs jejaring sosial Facebook. Wahaj-us-Siraj, CEO Nayatel, sebuah perusahaan penyedia jasa Internet, mengatakan bahwa PTA telah mengeluarkan perintah Rabu tengah malam untuk memblokir YouTube secepatnya.

"Itu adalah perintah yang serius karena mereka meminta kami melakukan itu secepatnya dan segera memberitahukan (pemblokiran) itu kepada mereka," katanya. YouTube sebelumnya pernah diblokir selama setahun di negara muslim itu pada 2007 karena menayangkan vide-video yang mereka sebut tidak islami.

Seorang pejabat PTA yang menolak menyebutkan jati dirinya mengatakan bahwa tindakan itu diambil setelah otoritas Pakistan menilai beberapa karikatur Nabi Muhammad telah ditransfer dari Facebook ke YouTube. Alasan pemerintah, Islam melarang penggambaran apapun terhadap Nabi Muhammad.

Siraj mengatakan pemblokiran dua laman populer itu telah memangkas 25 persen volume lalu lintas Internet di Pakistan. "Keduanya berdampak pada lalu lintas Internet secara keseluruhan karena keduanya mengambil 20 sampai 25 persen porsi total 65 giga byte lalu lintas Internet negeri ini," katanya.

Publikasi kartun serupa di sejumlah surat kabar Denmark pada 2005 telah memicu rangkaian demonstrasi maut di dunia Muslim. Sekitar 50 orang tewas selama demonstrasi yang diwarnai kekerasan di sejumlah negara Muslim pada 2006 dengan lima orang di antaranya di Pakistan. Alqaeda mengklaim bertanggungjawab atas serangan bunuh diri ke Kedutaan Besar Denmark di Islamabad pada 2008, yang menewaskan enam orang, dan menyebut serangan itu sebagai aksi balas dendam terhadap pemublikasian karikatur Nabi itu.


Apple Tolak Pembelian Tunai iPad

California - Diane Campbell urung membeli iPad karena toko yang menjualnya menolak pembelian dengan uang tunai.

Diane yang sehari-hari bekerja sebagai musisi ini ingin memiliki iPad karena bentuknya ringkas dan dapat digunakan untuk mengunduh lagu-lagu yang akan dia bawakan dengan gitarnya. Setelah menabung beberapa bulan, wanita berkacamata ini berhasil mengumpulkan uang US$ 600. "Saya sangat berhadap bisa memilikinya," katanya.

Kemudian Campbell pergi ke sebuah toko penjual iPad di Paulo Alto dan membayangkan membawa pulang iPad yang didambakan. Namun ketika hendak membayar, pelayan toko mengatakan, "maaf kami tidak menerima pembayaran dengan uang tunai." Sontak wanita yang tidak memiliki kartu kredit maupun debit ini kaget bukan main. Hasil tabungannya tak berguna.

Campbell kemudian mengadukan kejadian ini kepada sebuah stasiun televisi di California yang kemudian mengirimkan surat elektronik kepada Apple. Balasannya, Apple menegaskan sesuai dengan aturan penjualan iPad, Apple memang tidak menerima pemmbayaran dengan tunai. Perusahaan pencipta iPhone dan iPad itu hanya menerima pembayaran melalui kartu kredit dan debit.

Selain itu, satu orang hanya boleh membeli dua unit iPad saja. Ini dilakukan untuk mencegah pemborongan iPad yang ternyata dijual lagi dengan harga berkali-kali lipat lebih mahal. Kebijakan untuk tidak menerima uang tunai ini bukan kali pertama diterapkan Apple. Dua tahun lalu, Apple juga menolak uang tunai dalam penjualan iPhone.

Allan Fisher dari Koalisi Reinvestment mengatakan Apple tidak mempertimbangkan mereka yang tidak memiliki akses untuk menggunakan kartu kredit dan debit. Di Amerika, bank menetapkan syarat tertentu bagi mereka yang ingin memiliki kartu kredit dan debit. "Produk ini tidak dapat dinikmati seluruh kalangan masyarakat," kata Fisher.


Mulai Hari Ini, Pakistan Blokir Facebook


Islamabad - Dewan Telekomunikasi Pakistan memerintahkan penyedia layanan jasa internet untuk memblokir sistus jejaring sosial Facebook terkait kompetisi menggambar Nabi Muhammad. Perintah Dewan ini mengtaati putusan Pengadilan Tinggi Lahore yang melarang Facebook masuk Pakistan mulai hari ini hingga 31 Mei.

"Pemblokiran ini karena kompetisi yang menghina Nabi Muhammad," kata Azhar Siddique, perwakilwan dari Forum Pengacara Islam yang mengajukan gugatan ke pengadilan tinggi. Selain perintah blokir, pengadilan juga menugaskan menteri luar negeri Pakistan untuk menginvestigasi kompetisi tersebut.

Juru bicara dewan telekomunikasi mengatakan pada Selasa kemarin, pemerintah baru memblokir Facebook yang terkait dengan kompetisi tersebut. Ternyata, pengadilan justeru memutuskan memblokir seluruh koneksi ke Facebook tanpa kecuali.

Namun putusan ini tidak mendapat sambutan baik bagi para penyedia layanan internet. "Memblokir seluruh koneksi akan membuat marah pelanggan," kata CEO Nayatel, Wahaj-us-Siraj.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar